Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri terus meningkatkan perlindungan terhadap data kependudukan masyarakat Indonesia. Langkah ini dilakukan dengan memperkuat sistem keamanan di pusat data (data center) agar kebocoran 286 juta data penduduk bisa dihindari. Ini merupakan wujud komitmen kemendagri untuk memprioritaskan keamanan data warga.
Direktur Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan (PIAK). Ditjen Dukcapil, Muhammad Nuh Al-Azhar, menjelaskan bahwa pihaknya kini menerapkan sistem keamanan berlapis dengan teknologi terkini.
“Ketika kita membuat data center, maka saat itu juga kita harus memikirkan bagaimana merancang security yang baik,” ujar Nuh usai menghadiri Cyber Security and Forensic Summit 2025 di Farincorp Center, Jakarta, Selasa (14/10/2025).
Menurutnya, keamanan data bukan hanya soal firewall atau password kuat, tapi mencakup sistem pemantauan dan pencegahan yang berjalan secara real time. Dukcapil kini menggunakan sejumlah teknologi mutakhir seperti end-to-end encryption, secure browser, Security Information and Event Management (SIEM), dan Privileged Access Management (PAM).
“Dengan sistem seperti ini, kita bisa memantau keamanan secara langsung. Jika ada anomali, percobaan kebocoran, atau sistem yang tiba-tiba lumpuh, semuanya bisa segera terdeteksi,” jelasnya.
Dukungan Penuh dari Mendagri
Nuh menegaskan, seluruh kebijakan keamanan digital yang diterapkan Dukcapil sejalan dengan arahan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Mendagri disebut menempatkan keamanan data kependudukan sebagai prioritas utama.
“Bapak Menteri Dalam Negeri menegaskan bahwa keamanan data kependudukan itu paling atas. Semua upaya ini mendapat dukungan penuh dari beliau,” kata Nuh.
Data Sensitif Harus Terlindungi
Data kependudukan yang dikelola Dukcapil mencakup informasi sangat sensitif, mulai dari biometrik wajah, sidik jari, hingga iris mata. Karena itu, kebocoran sekecil apa pun bisa berdampak besar bagi masyarakat.
“Data seperti wajah, sidik jari, dan iris mata itu tidak boleh bocor. Itulah kenapa keamanan kami buat berlapis,” tegasnya.
Meskipun begitu, Nuh juga menyadari bahwa tidak ada sistem yang benar-benar sempurna. Namun, pihaknya berkomitmen untuk terus memperbarui sistem agar tetap tangguh menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks.
“No system is perfect, no security is perfect. Tapi yang penting kita terus update, selalu kita update,” tutupnya.
Langkah ini menjadi bagian dari komitmen Dukcapil untuk menjaga kepercayaan publik dan memastikan setiap data pribadi warga negara Indonesia tetap aman di tengah era digital yang serba terhubung.
Sumber: MMC Kalteng