loader image
021- 2510670
sekretariat@yayasan-iki.or.id

Ribut Ijazah Jokowi: 5 Pihak Ini Berhak Meminta

50 views
Ribut soal Ijazah Jokowi sungguh tak masuk akal. Hanya 4 pihak yang berhak meminta.
Ribut Ijazah Jokowi Tak Masuk Akal
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Belakangan, kelompok tertentu ribut soal ijazah Jokowi. Mereka terus mempersoalkan keaslian ijazah Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi. Isu lama ini seolah ditiup-tiup untuk kepentingan tertentu. Meski faktanya, penerbit ijazah yakni Universitas Gajah Mada (UGM) sudah menegaskan itu asli. Alumni Fakultas Kehutanan yang seangkatan dengan Jokowi pun sudah buka suara.

Sudah Diperiksa Banyak Instansi

Apalagi lembaga penyelenggara pemilu sudah berkali-kali melakukan verifikasi. Mulai dari Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Surakarta, saat Pilwako 2005 dan 2010.  Selanjutnya KPUD DKI Jakarta pada Pilgub 2012. Sedangkan untuk tingkat nasional, KPU dua kali melakukan verifikasi terhadap dokumen dimaksud. Masing-masing pada Pemilihan Presiden 2014 dan 2019. Bahkan Mahkamah Konstitusi pun pernah menolak gugatan pemohon pada 2019 soal ini. Alasan MK, tidak ada bukti sahih bahwa ijasah tersebut palsu.

Sayangnya, sebagian masyarakat masih mengira siapa saja berhak menuntut seseorang membuka ijazah asli atau fotokopinya. Sehingga ribut soal ijazah Jokowi ini pun berlarut-larut dan menguras energi publik. Padahal, dalam praktik administrasi maupun hukum, tidak semua orang atau lembaga boleh seenaknya meminta orang lain menunjukkan ijazah. Ada batasan kewenangan, fungsi, dan tujuan hukum yang jelas untuk melindungi setiap warga negara.

Secara prinsip, pemegang ijazah lah yang berhak menentukan sesuai keperluannya untuk menunjukkan atau tidak kepada pihak lain. Apabila ia tidak memiliki keperluan, tidak ada kewajiban untuk menunjukkan ijazah atau memberikan salinannya.

Inilah  5 pihak yang berhak meminta ijazah kita:

  1. Institusi Pendidikan.                                                                                                                                                        Ijazah adalah bukti kelulusan resmi yang dapat digunakan seseorang untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Karena itu, hanya sekolah, atau universitas tujuan pemilik ijazah lah yang berwenang meminta fotokopi dan memeriksa keabsahan ijasah. Keperluannya jelas, yakni sebagai syarat penerimaan peserta didik baru. Misalnya, calon mahasiswa harus menunjukkan ijazah SMA/SMK yang sah, calon siswa SMA tentu wajar diminta fotokopi ijasah.
  2. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil).                                                                                    Dalam praktik administrasi kependudukan, Dukcapil bisa meminta fotokopi atau ijazah asli hanya untuk pembaruan data pada dokumen kependudukan—contohnya untuk mencatatkan gelar atau pembaruan status Pendidikan Terakhir di Kartu Keluarga (KK). Ini diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2018 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. Namun, permintaan ini pun demi kepentingan pemilik ijazah, bukan untuk kepentingan pihak lain.
  3. Pemberi kerja.                                                                                                                                                                            Dalam dunia kerja, pemberi kerja punya hak meminta bukti tertulis bahwa pelamar memenuhi kualifikasi pendidikan. Contohnya,  perbankan swasta mensyaratakan calon karyawannya adalah lulusan S1 di bidang ekonomi. Bagian R & D sebuah pabrik membutuhkan lulusan S3 teknik nuklir dan sebagainya. Tentu pemberi kerja berhak untuk meminta para pelamar melampirkan fotokopi ijazah dan/atau menunjukkan aslinya. Dalam proses seleksi ini, ijazah sah diminta sebagai dokumen prasyarat, bukan untuk konsumsi publik liar.
  4. Penegak Hukum                                                                                                                                                  Penegak hukum tentu memiliki kewenangan untuk meminta dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam rangka penyelidikan dan penyidikan. Meskipun konteks ijasah tidak termasuk dokumen yang sering diminta, kecuali pada kasus penipuan yang terkait dengan penggunaan ijasah dan sejenisnya. Di luar ijasah, contohnya Surat Izin Mengemudi (SIM), adalah dokumen pribadi yang hanya bisa diminta ditunjukkan oleh aparat lalu lintas di jalan raya, bukan oleh sembarang orang di sembarang tempat. Atau pihak imigrasi berhak meminta seseorang menunjukkan dokumen kewarganegaraan seperti paspor, dan sebagainya.
  5. Penyelenggara Pemilu

KPU di berbagai tingkatan tentu berhak meminta calon legislatif maupun eksekutif, melampirkan fotokopi ijasah yang dilegalisir saat mendaftarkan diri. Karena regulasi telah mengatur syarat menjadi anggota DPR minimal S1 (Pasal 240 UU Pemilu), sedangkan syarat Presiden minimal lulusan SMA atau setara (Pasal 6 UUD 1945). Maka, para caleg, cawali, cabup, cagub hingga capres tentu wajib memenuhi persyaratan tersebut.

Jangan Ikut Arus

Jadi ribut-ribut soal ijazah ini tampaknya hanya isu mengada-ada yang sengaja dimainkan untuk kepentingan politik semata. Alih-alih mempersoalkan selembar kertas yang sudah dinyatakan asli oleh pihak yang menerbitkan, publik semestinya lebih kritis pada kerja nyata, kebijakan, dan dampaknya bagi warga negara. Itu jauh lebih penting, daripada mengikut arus sekelompok orang dengan logical fallacynya.@esa

Tags:

Kirim opini anda disini

Kami menerima tulisan berupa opini masyarakat luas tentang kewarganegaraan, administrasi kependudukan, dan diskriminasi

Klik Disini

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow us on

Jangan ragu untuk menghubungi kami
//
Eddy Setiawan
Peneliti Yayasan IKI
//
Prasetyadji
Peneliti Yayasan IKI
Ada yang bisa kami bantu?