loader image
021- 2510670
sekretariat@yayasan-iki.or.id

Superman: Imigran Sosialis yang Jadi Pahlawan Amerika

90 views
Superman seorang imigran sosialis idola Amerika
Superman Imigran Sosialis Idola Amerika
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Ya Superman adalah seorang imigran dan pernah tampil sebagai seorang sosialis. Siapa sangka pahlawan super paling “Amerika” justru sebenarnya bukan orang Amerika? Superman — sang Man of Steel — sejak awal bukan sekadar alien superkuat yang meneriakkan “kebenaran, keadilan, dan cara hidup Amerika”. Di balik lambang “S” di dadanya, Superman adalah simbol imigran, solidaritas, dan perlawanan rakyat kecil.

Superman Tidak Lahir di Amerika

Dalam kisahnya, Superman bukanlah kelahiran Amerika. Nama aslinya adalah Kal-El, bayi dari planet Krypton — peradaban alien supermaju yang hancur. Orang tuanya, Jor-El dan Lara, menyelamatkannya dengan menempatkannya di kapsul luar angkasa dan mengirimnya ke Bumi. Kapsul ini jatuh di ladang di pedesaan Smallville, Kansas, Amerika Serikat. Di sinilah ia ditemukan dan dibesarkan oleh pasangan petani, Jonathan dan Martha Kent, yang memberinya nama Clark Kent.

Kal-El lahir di Krypton, bukan di tanah Amerika. Ia hanya mendarat di Kansas, jadi birthright citizenship tidak berlaku baginya. Dari sudut pandang kewarganegaraan, Superman adalah imigran literal, outsider yang kemudian diasuh dan diasimilasi ke dalam masyarakat Amerika pedesaan — tempat ia tumbuh dengan nilai-nilai “Amerika kecil”, meski DNA-nya tetap alien.

Superman Imigran Sosialis ke Patriot

Superman lahir pada 1938 dari tangan dua remaja Yahudi, Jerry Siegel dan Joe Shuster, anak imigran di Amerika. Mereka hidup di tengah Depresi Besar, pengangguran, dan ketimpangan sosial. Dari sanalah muncul ide Superman sebagai Champion of the Oppressed — pahlawan yang membela orang kecil. Di komik awal, Superman merobohkan kawasan kumuh agar pemerintah membangun rumah murah, melawan bos korup, politisi licik, hingga penindas pekerja. Tidak heran kalau Superman di era awal sering disebut sosialis berjubah.

Namun narasi Superman sangat dinamis mengikuti konteks zamannya. Ketika Amerika terlibat Perang Dunia II, Superman didorong jadi simbol patriotik: Truth, Justice, and the American Way. Tahun 1950-an, ia menjelma menjadi “superhero keluarga” di pinggiran kota Amerika. Pada 1960-an, Superman sempat kembali ke akar aktivis: membela hak-hak suku asli hingga menentang perusakan lingkungan. Di tangan penulis modern seperti Grant Morrison (All-Star Superman), Superman tetap digambarkan sebagai harapan abadi yang berdiri di pihak yang lemah.

Kewarganegaraan Superman: Imigran dan Civic Republican

Dalam diskursus kewarganegaraan, Superman menarik dibaca lewat kerangka jus soli (hak lahir di tanah) dan jus sanguinis (hak berdasar darah). Kedua asas ini sebetulnya tidak bisa membuatnya otomatis menjadi warga negara Amerika. Kalaupun Jonathan dan Martha Kent menyatakannya sebagai anak kandung, status “darah” itu hanyalah fiksi hukum — bukan ius sanguinis sungguhan — karena DNA-nya jelas bukan manusia.

Kal-El lahir di Krypton, bukan di Amerika, dan bukan anak warga Amerika. Kapsulnya jatuh di ladang Smallville, Kansas. Pasangan petani Kent menemukannya dan membesarkannya sebagai anak sendiri: Clark Kent. Dalam cerita aslinya, tidak pernah dijelaskan ada proses adopsi resmi di pengadilan. Status “warga negara” lahir dari pengakuan sosial — ia didaftarkan ke sekolah, hidup di komunitas, dan kemungkinan punya akta lahir dengan nama orang tua angkatnya.

Ius Culturae: Superman Jadi Warga Lewat Budaya

Kalau dibaca lewat teori, Superman justru cukup cocok dengan gagasan ius culturae. Apa itu? Secara harfiah, ius culturae berarti “hak berdasarkan budaya”. Ini bukan prinsip klasik seperti ius soli atau ius sanguinis. Ius culturae adalah konsep kebijakan kontemporer yang muncul di negara-negara dengan tingkat imigrasi tinggi tetapi sistem naturalisasi yang ketat. Kasus Superman yang imigran sosialis ini cocok diselesaikan dengan asas ini. Contohnya di Italia, sejak 2010-an asas ini diusulkan agar anak-anak imigran yang lahir atau tumbuh di Italia, kemudian bersekolah di sana, bisa mendapat kewarganegaraan. Jadi, status warga lahir dari integrasi budaya dan pendidikan, bukan otomatis karena lahir di tanah Italia. Prinsip serupa juga dipakai di Jerman dan Prancis melalui kursus integrasi dan syarat sekolah.

Baca: http://(https://theconversation.com/italys-citizenship-debate-how-a-country-of-emigrants-is-learning-to-live-with-immigrants-174001)

Dalam konteks Superman, ia tumbuh sebagai anak Amerika secara nilai dan budaya. Ia melewati “pendidikan Smallville”: sekolah lokal, keluarga lokal, nilai moral lokal. Ia diasimilasikan, diterima, lalu diakui sebagai simbol kebaikan warga Amerika pedesaan. Dengan kata lain, Superman adalah contoh ekstrem ius culturae di jagat fiksi: alien luar angkasa yang jadi warga negara lewat budaya dan nilai-nilai Amerika.

Superman dan Civic Republicanism

Teori civic republicanism menekankan bahwa kewarganegaraan bukan hanya status hukum, tetapi juga praktik hidup bersama, partisipasi, dan kepedulian publik. Superman adalah contoh good citizen: ia kuat bukan untuk pamer otot, melainkan untuk menolong, menjaga, dan menegakkan keadilan sosial — Champion of the Oppressed dalam arti paling murni.

Di era modern, teori citizenship as identity dari Brubaker juga relevan. Identitas warga negara tidak hanya urusan dokumen, tetapi narasi: siapa “kita”, siapa “mereka”. Superman menolak sekat identitas ini. Ia alien, orang asing — tetapi juga anak petani Kansas. Dalam banyak hal, ia bahkan lebih “Amerika” daripada banyak orang Amerika sendiri.

Superman di Dunia yang Berubah

James Gunn, sutradara Superman terbaru, menegaskan hal ini. Ia bilang Superman adalah kisah immigrant kindness. Namun label “imigran” justru menuai serangan media konservatif yang menuduh film ini “terlalu woke”. Padahal, kalau mau jujur pada sejarahnya, Superman memang sejak awal sudah woke — minimal soal keadilan sosial.

James Gunn juga menyoroti alasan film Superman terbarunya agak seret di box office internasional: sentimen anti-Amerika di beberapa negara membuat simbol patriotik ini kurang laku. Teori transnational citizenship (Soysal) bisa menjelaskan ini: di era global, identitas kewarganegaraan — dan simbol budaya — saling bertabrakan di pasar global.

Akhir Kata

Satu hal tak pernah padam: Superman selalu menemukan jalan pulang ke imajinasi kita.  Dari Superman yang imigran, sosialis, Champion of the Oppressed di lorong gelap 1930-an, panji patriot di medan perang, sahabat bumi yang merintih di dekade 60-an, hingga setitik harapan baru di kisah James Gunn — selama manusia masih percaya pada kebaikan, Superman akan terus terbang tinggi di langit mimpi kita.

Dan bila suatu waktu ada kawanmu berkata, “Boikot saja Superman — dia lahir dari pena Yahudi, simbol Amerika!”, bisikkan perlahan:

“Aku lebih memilih Superman yang menyalakan harapan, daripada mereka yang menyalakan kehancuran. Aku lebih percaya pada pahlawan fiksi yang mengajarkan kita menjaga kemanusiaan tetap utuh, daripada mereka yang katanya percaya tuhan tapi merobek kemanusiaan dengan ujaran kebencian, hoax hingga teror. Karena di dasar hati, setiap manusia mendambakan hidup yang damai dan bahagia— dan di situlah seharusnya kita berpijak.”

Akan tetapi di dunia nyata, mungkin kita juga harus menjadi Superman — warga negara yang peduli, hadir, dan berani terlibat di tengah berbagai persoalan bangsanya.

Up, up and away! @esa

Silakan dibaca:

Brubaker, R 2009, Citizenship and Nationhood in France and Germany, Harvard University Press, Cambridge MA.

Byrne, J 1986, Superman: The Man of Steel, DC Comics, California.

Hiattt, B 2025,‘Superman’ Secrets Revealed: The James Gunn Spoiler Interview’, Rolling Stone, 20 Juli, dilihat 22 Juli 2025, (https://www.rollingstone.com/tv-movies/tv-movie-features/superman-ending-explained-james-gunn-spoiler-interview-1235389024/).

Monteforte, F 2021, ‘Italy’s citizenship debate: how a country of emigrants is learning to live with immigrants’, the conversation, 21 Desember, dilihat 22 Juli 2025, http://(https://theconversation.com/italys-citizenship-debate-how-a-country-of-emigrants-is-learning-to-live-with-immigrants-174001).

Romano, N 2025, ‘Superman’s James Gunn unpacks the ‘Superwoke’ discourse, Ultraman reveal, and Justice League plans’, Entertainment Weekly, 18 Juli, dilihat 22 Juli 2025, http://(https://ew.com/superman-james-gunn-talks-ultraman-reveal-superwoke-discourse-justice-league-plans-11774874).

Soysal, YN  1994, Limits of Citizenship, Migrants and Post Colonial Membership in Europe, Chichago University Press, Chichago.

Waid, M 2003, Superman: Birthright, DC Comics, California.

 

Tags:

Kirim opini anda disini

Kami menerima tulisan berupa opini masyarakat luas tentang kewarganegaraan, administrasi kependudukan, dan diskriminasi

Klik Disini

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow us on

Jangan ragu untuk menghubungi kami
//
Eddy Setiawan
Peneliti Yayasan IKI
//
Prasetyadji
Peneliti Yayasan IKI
Ada yang bisa kami bantu?