Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) kembali menghadirkan gagasan segar untuk dunia pendidikan. Pada Sabtu, 24 Mei 2025, FISH UNJ menggelar webinar bertajuk “Deep Learning dalam Pendidikan Sosial: Perspektif Sejarah, Kewarganegaraan, dan Geografi di Era Transformasi Digital”. Acara digelar melalui Zoom dan disiarkan melalui kanal YouTube, serta diikuti lebih dari 200 peserta dari kalangan guru, dosen, hingga mahasiswa. Kegiatan ini digelar untuk menjawab tantangan pembelajaran sejarah, geografi dan kewarganegaraan.
Ketua panitia, Triwandi Januar, yang diwakili oleh Sandy Alifiansyah, menyebut kegiatan ini sebagai jawaban atas tantangan pendidikan di era digital. “Kami menghadirkan narasumber yang kompeten, baik di tingkat nasional maupun internasional, untuk berbagi ilmu dan pengalaman,” ujarnya.
Dari Hafalan ke Pemikiran Kritis
Dekan FISH UNJ, Firdaus Wajdi, dalam sambutannya menekankan bahwa pembelajaran masa kini tidak bisa lagi hanya mengandalkan hafalan. Menurutnya, deep learning mendorong siswa untuk berpikir kritis, menganalisis, serta mengaitkan pelajaran dengan realitas kehidupan. “Deep learning mengajak kita bergerak ke tahap berikutnya, di mana siswa bisa melakukan critical inquiry dan menerapkan pengetahuan dalam konteks yang relevan,” jelasnya.
Empat narasumber utama berbagi pandangan dari bidang keilmuannya masing-masing. Prof. Hafid Abbas, sebagai keynote speaker, membahas Deep Learning in Strengthening Social Cohesion. Ia menekankan pentingnya pendidikan yang mampu memperkuat kohesi sosial di tengah perubahan masyarakat. Sementara Prof. Ahman Sya menyoroti pembelajaran geografi yang berdampak. Ia menekankan tiga aspek utama deep learning: mindful learning, meaningful learning, dan joyful learning. Menurutnya, keberhasilan proses ini membutuhkan sinergi guru, siswa, orang tua, hingga lingkungan sekolah. Sedangkan Prof. Achmad Husen memberi sudut pandang dari Pendidikan Kewarganegaraan. Menurutnya, pembelajaran mendalam harus menumbuhkan kesadaran, makna, sekaligus dilakukan dengan cara menyenangkan, terutama melalui pemanfaatan teknologi digital. Di sisi lain, Kurniawati, Wakil Dekan I FISH UNJ, mengangkat tema sejarah. Ia menjelaskan bahwa deep learning dalam sejarah menekankan collaborative inquiry atau belajar bersama secara kritis—sebuah pendekatan yang sejalan dengan tren literasi sejarah global.
Inspirasi dari Alumni
Webinar juga menghadirkan sesi berbagi dari para alumni Magister FISH UNJ. Tiga alumni, yakni Maulana Malik Ibrahim (PPKN), Veronika Horohiung (Sejarah), dan Dewi Mutiarawati Suwarjo (Geografi), membagikan pengalaman studi mereka. Kisah mereka menjadi inspirasi bagi peserta untuk terus mengembangkan diri di tengah perubahan dunia pendidikan.
Dengan webinar ini, FISH UNJ menegaskan peran pentingnya dalam mendorong inovasi pembelajaran sosial di era digital. Deep learning bukan hanya metode, tetapi langkah nyata agar pendidikan kewarganegaraan, geografi, dan sejarah tetap relevan sekaligus menyenangkan. Ini juga akan menjawab tantangan pembelajaran kewarganegaraan yang selama ini tampak masih gamang.@esa