loader image
021- 2510670
sekretariat@yayasan-iki.or.id

YDKK, IKI, Putra Pakuhaji Serahkan Sanitasi Aman

YDKK, IKI, Putra Pakuhaji Serahkan Sanitasi Aman

217 views
YDKK, IKI, dan Putra Pakuhaji serahkan bantuan 50 sanitasi aman di Desa Boni Sari Kabupaten Tangerang.
YDKK IKI dan Putra Pakuhaji Serahkan Bantuan Sanitasi Aman, Selasa 9 September 2025.
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (YDKK), Institut Kewarganegaraan Indonesia (IKI), dan KSM Putra Pakuhaji telah menyelesaikan pembangunan 100 sanitasi aman. Program yang sudah berjalan sejak setahun silam, dilaksanakan di Kecamatan Pakuhaji Kabupaten Tangerang. Sasarannya adalah warga di kecamatan tersebut yang belum memiliki jamban pribadi. Serah terima bantuan kali ini dilaksanakan di Desa Boni Kampung Jarak, pada Selasa, 9 September 2025. Momen kali ini adalah serah terima gelombang kedua untuk 50 warga penerima bantuan.

Hadir dari YDKK: Anung Wendyartaka, Gesit Ariyanto, Maria dan Dinda. Sementara dari IKI diwakili Saifullah Ma’shum, Eddy Setiawan, dan Febi Ramdani. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Putra Pakuhaji selaku pelaksana diwakili Siswoyo, Ade dan kawan-kawan.

Warga Pakuhaji Kini Nikmati Sanitasi Aman

Keceriaan warga Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten, terpancar jelas saat menerima bantuan sanitasi aman dari Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (YDKK). Suasana semakin hangat dengan tawa warga ketika mereka berbagi cerita lucu sekaligus haru tentang kehidupan sebelum memiliki jamban dan tangki septik di rumah masing-masing.

Diana, salah satu warga Kampung Buaran Jarak, mengenang bagaimana keluarganya dulu harus buang air besar di parit belakang rumah. “Pernah malam-malam saya ke belakang, tiba-tiba ada yang lempar batu. Ngeri banget kalau gelap,” ujarnya, disambut tawa tetangga.

Isnaya bercerita lain. Sebelum mendapat bantuan, ia dan keluarganya harus menumpang ke rumah ibunya untuk buang hajat. “Sekarang lebih enak, lebih nyaman, enggak khawatir kalau sakit perut,” katanya lega.

Cerita senada datang dari Kartinah. Ia menutup parit di dekat rumahnya dengan seng plastik karena bau menyengat akibat warga kembali BAB sembarangan setelah WC umum rusak. Kini, dengan fasilitas baru, kebiasaan lama bisa ditinggalkan.

50 Unit Sanitasi Aman

Bantuan tahap kedua sebanyak 50 unit sanitasi aman diserahkan di Desa Boni Sari, Kecamatan Pakuhaji. Program ini adalah hasil kolaborasi YDKK, IKI, dan KSM Putra Pakuhaji. Nilai bantuan mencapai Rp 217,25 juta dan dibangun sejak April 2025 tersebar di Kampung Beduyut, Kampung Kebon Kelapa, dan Kampung Buaran Jarak.

Tahun lalu, 50 unit pertama sudah dibangun di Desa Kiara Payung. Artinya, sudah ada 100 keluarga Pakuhaji yang kini hidup lebih sehat berkat sanitasi aman.

Merawat Bantuan dan Masuk Koperasi

Ketua Yayasan IKI, Saifullah Ma’shum, menekankan pentingnya merawat fasilitas yang sudah ada. “Bantuan ini jadi pemicu agar lebih banyak pihak ikut peduli. Tapi warga juga jangan lupa menjaga, jangan sampai tidak dipakai,” ujarnya.

Selain itu, Ma’shum juga berpesan agar warga penerima bantuan, bergabung menjadi anggota koperasi. Hal ini menurutnya agar warga tidak kesulitan ketika septictank penuh. “Bapak, Ibu tidak perlu bingung lagi cari dananya, disisihkan saja Rp. 2.000 per hari. Lalu simpan di Koperasi Relasi Hafidz Nusantara (RHN)” ajaknya. KSP RHN adalah koperasi yang didirikan Relawan IKI, anggota JQH, dan relasi lainnya. Simpanan wajibnya hanya Rp 40.000 per bulan. “Selain bisa menabung untuk persiapan menguras septictank, bapak, ibu juga bisa mendapat akses pinjaman, untuk jualan bakso, mi, sayur atau usaha lain.” tuntasnya.

Ketua Tim Pelaksana Kegiatan Desa Boni Sari, Muhammad, menambahkan, masih ada separuh warga desa yang belum memiliki sanitasi aman. Setiap tahun desa mengalokasikan dana untuk pembangunan jamban sehat tambahan. Sementara Siswoyo, selaku Ketua KSM Putra Pakuhaji, menjelaskan bahwa “Dengan koperasi, beban pemeliharaan lebih ringan. Warga bisa mencicil, jadi tidak berat di kemudian hari.” Jadi program sanitasi aman ini tidak hanya soal jamban atau tangki septik. Lebih dari itu, ia membawa perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat, juga menjaga lingkungan dari cemaran akibat buang kotoran sembarangan. Melalui koperasi diharapkan terbangun kebersamaan dan peningkatan ekonomi masyarakat.

Ketua YDKK, Gesit Ariyanto, mengatakan: “Dengan adanya sanitasi aman dan akses air bersih, warga bisa hidup lebih sehat. Kami bertanggung jawab menyalurkan bantuan dari pembaca, dan warga bertanggung jawab memelihara fasilitas.”  

Baca: Sanitasi Aman dari Pembaca Kompas Meningkatkan Kesehatan Masyarakat

Tags:

Kirim opini anda disini

Kami menerima tulisan berupa opini masyarakat luas tentang kewarganegaraan, administrasi kependudukan, dan diskriminasi

Klik Disini

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow us on

Jangan ragu untuk menghubungi kami
//
Eddy Setiawan
Peneliti Yayasan IKI
//
Prasetyadji
Peneliti Yayasan IKI
Ada yang bisa kami bantu?