Data Kependudukan Bersih (DKB) Semester I 2024 baru saja rilis. Jumlah penduduk Indonesia: 282.477.584 jiwa. Yang belum kawin? 128.381.663 jiwa! Itu artinya, hampir setengah dari penduduk Indonesia masih jomblo. Yap, tepatnya ada 45 persen jomblo di Indonesia. Ini bukan angka kecil, Bro. Bisa bikin partai, komunitas, bahkan negara sendiri.
Jumlah penduduknya bisa ngalahin banyak negara ASEAN! Coba deh bandingin dengan penduduk di negara-negara tetangga: Vietnam cuma 100 juta, Thailand 71 juta, Malaysia 34 juta, Singapura 6 juta, Laos 7 juta, Kamboja 17 juta, Myanmar 55 juta, Filipina 117 juta, Brunei 0,4 juta, dan Timor Leste 1,3 juta. Artinya, kalau 128 juta jomblo Indonesia bikin negara, mereka otomatis jadi negara terbesar kedua di ASEAN—hanya kalah dari Indonesia sendiri.
Nggak main-main. Tinggal tentukan presidennya siapa, bentuk kabinet, dan jangan lupa: bikin lagu kebangsaan. Ada yang usul judulnya “JOJOBA – Jomblo-Jomblo Bahagia.” Nada semangat, lirik optimis. Bukan galau merana, tapi merayakan hidup mandiri tanpa drama. Cocok buat dinyanyikan saat deklarasi ParjoLusi: Partai Jomblo Seluruh Indonesia. Bisa-bisa jadi pemenang pemilu 2029.
Data jomblo dalam data resmi dari Dukcapil, adalah mereka berstatus belum kawin. Cek di KTP dan KK-mu, apa statusnya? Sementara yang sudah pernah punya akta perkawinan dari dukcapil. Atau buku nikah dari KUA. Tapi bercerai resmi, mereka masuk kategori Cerai Hidup. Sedangkan yang pasangan resminya meninggal masuk kategori Cerai Mati. Jadi belum bisa ngajak Pak Prabowo, Kang Dedi Mulyadi, atau Bu Mega jadi dewan pembina.
Menurut data lengkapnya: 128.381.663 jiwa belum kawin, ini jomblo murni, jangan lupa termasuk para bayi, bocil, dan anak-anak di bawah 18 tahun. 136.097.369 jiwa sudah kawin, 5.049.369 jiwa cerai hidup, dan 12.949.183 jiwa cerai mati. Data ini dirilis secara resmi oleh Dirjen Dukcapil Kemendagri, Teguh Setyabudi, pada Senin, 7 Agustus 2024 lalu, lewat laporan DKB Semester I 2024. Nanti kita tunggu updatenya di Agustus 2025 ya.
Soal Perkawinan? Nanti dulu
Banyak kaum muda sekarang memilih menunda kawin karena fokus pada pendidikan, karier, dan pengembangan diri. Bukan karena anti cinta, tapi karena sadar akan prioritas hidup.
Nggak mau buru-buru dan asal-asalan. Banyak yang pengen mapan dulu, baru komitmen. Dan tren ini bukan cuma di Indonesia. Negara-negara lain juga mulai mengalami hal serupa. Kawin di usia muda bukan lagi tujuan utama.
Bagi pemerintah, data ini penting banget. Karena dari sinilah kebijakan disusun. Mau bikin program beasiswa? Lihat data dulu. Mau garap bonus demografi? Harus tahu siapa saja yang masuk usia produktif. Mau bantu ekonomi generasi muda? Data kependudukan jawabannya. Pak Teguh ketika itu menyatakan, database kependudukan yang dikelola dengan baik memungkinkan pemerintah untuk merancang strategi pembangunan yang efektif, memastikan alokasi sumber daya yang optimal, serta meningkatkan pelayanan publik. Pengembangan kewarganegaraan pun membutuhkan hal ini. “Dengan dukungan data yang terintegrasi dan up-to-date, Indonesia dapat terus membangun infrastruktur sosial dan ekonomi dengan lebih baik. Mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, dan mempercepat proses menuju Indonesia Emas Tahun 2045.” ungkapnya.
Makanya, Dukcapil terus mendorong masyarakat buat rutin memperbarui data kependudukannya. Termasuk status kawin, alamat, dan lain-lain. Nggak susah kok. Bisa lewat layanan online juga. Yang penting, datanya valid.
Baca juga Cek KK Anti Ribet
Jumlah jomblo segini bukan aib, tapi aset. Mereka produktif, mandiri, dan punya potensi besar. Ini adalah fondasi untuk mewujudkan mimpi besar: Indonesia Emas 2045. Kalau dikelola dengan baik, kita bukan hanya punya angkatan kerja yang besar, tapi juga generasi inovatif yang siap bersaing di dunia.
Jadi buat kamu yang masih jomblo…Tenang, kamu nggak sendirian. Ada 128 juta teman seperjuangan.
Mungkin jodohmu juga lagi baca artikel ini. @esa