Tahukah kamu, ada sejumlah negara yang secara resmi menjual paspor dan kewarganegaraan lewat skema investasi? Program ini dikenal sebagai citizenship by investment (CBI) dan sedang naik daun, termasuk diminati oleh warga negara Indonesia. Lima negara kepulauan di Karibia yakni Antigua dan Barbuda, Dominika, Grenada, St. Kitts dan Nevis, serta St. Lucia – menawarkan kewarganegaraan bagi siapa saja yang bersedia berinvestasi di wilayah mereka. Jadi kalau kamu mau beli paspor dan kewarganegaraan, 5 negara ini jual lho.
Syaratnya Apa dan Buat Siapa?
Untuk bisa mendapatkan paspor, investor harus menggelontorkan dana minimal US$200.000 atau sekitar Rp3,2 miliar. Bentuk investasinya bisa berupa: Pembelian properti (rumah atau vila). Donasi ke lembaga pembangunan nasional. Dengan paspor dari negara-negara Karibia tersebut, pemegangnya bisa menikmati akses bebas visa ke hampir 150 negara, termasuk kawasan Schengen di Eropa dan Inggris.
Program CBI terbuka untuk hampir semua warga negara di dunia, termasuk Indonesia. Namun ada pengecualian: misalnya Dominika menolak aplikasi dari warga Belarusia, Rusia, Yaman, Korea Selatan, Sudan, dan Irak. Sementara St. Kitts dan Nevis lebih fokus menolak pemohon dengan rekam jejak kriminal atau riwayat kebangkrutan. Menariknya, lima negara Karibia itu juga tidak mewajibkan pemohon untuk tinggal permanen di sana. Jadi, seseorang bisa punya paspor kedua tanpa harus pindah.
Antusiasme Hingga Kontroversi
Menurut laporan Henley & Partners, aplikasi kewarganegaraan lewat investasi naik 12% sejak akhir 2024. Mayoritas pemohon berasal dari Amerika Serikat, Ukraina, Turki, Nigeria, dan Tiongkok. Faktor utamanya: stabilitas politik, peluang bisnis, dan keuntungan pajak – karena di banyak negara Karibia tidak ada pajak penghasilan maupun pajak warisan. Seorang agen properti di Antigua, Nadia Dyson, bahkan menyebut hingga 70% pembeli rumah di sana sekarang sekalian minta paspor.
Meski menguntungkan secara ekonomi, program CBI menuai kritik. Beberapa pihak menyebut paspor tidak seharusnya jadi “komoditas dagang”. Uni Eropa bahkan mengancam akan mencabut bebas visa bagi negara yang menjual kewarganegaraan. Namun pemerintah Karibia berdalih program ini krusial. Misalnya, Dominika sudah meraup lebih dari US$1 miliar sejak 1993, yang digunakan untuk membangun rumah sakit modern dan infrastruktur penting. Antigua bahkan menyebut skema CBI menyelamatkan negaranya dari kebangkrutan.
Kini, lima negara Karibia itu berkomitmen memperketat pengawasan. Mereka sepakat menerapkan enam prinsip bersama dengan AS, termasuk uji tuntas lebih ketat, audit rutin, serta wawancara wajib dengan setiap pemohon.
Bagi negara-negara kecil yang sangat bergantung pada pariwisata, penjualan paspor menyumbang 10–30% dari PDB nasional. Tidak heran kalau CBI dianggap “penyelamat ekonomi” sekaligus peluang baru di tengah globalisasi mobilitas manusia. Jadi ternyata di era penuh tekanan ekonomi ini, ternyata beli paspor dan kewarganegaraan bukan hal yang mustahil.@esa
Sumber: BBC News Indonesia



