Suasana halaman Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, pagi itu terasa khidmat sekaligus bersemangat. Tepat di ruang tamu gedung inilah, 80 tahun lalu Soekarno, Hatta, dan tokoh pergerakan merumuskan teks Proklamasi. Tepatnya pada 16 Agustus 1945. Sedangkan hari ini, Selasa 12 Agustus 2025 di lokasi bekas rumah Laksama Maeda ini, menjadi saksi peluncuran Prangko Seri “Para Pendiri Bangsa” oleh Kementerian Kebudayaan dan PT Pos Indonesia.
Narasi Sejarah sebagai Memori Kolektif
Peluncuran prangko para pendiri bangsa ini dilakukan bertepatan dengan peringatan ke-123 Bung Hatta serta HUT ke-80 RI. Acara dimulai pukul 09.00 WIB, dihadiri pejabat kementerian, direksi PT Pos, temasuk komunitas filateli. Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang hadir langsung pada peluncuran, dalam sambutan pembukanya menyampaikan:
“Peluncuran prangko ini merupakan komitmen Kementerian Kebudayaan dalam melestarikan narasi sejarah sebagai bagian dari memori kolektif bangsa, serta peran prangko juga menjadi material culture yang memperkuat jati diri di tengah arus globalisasi,” Antara News
Seri ini menampilkan siluet 79 tokoh pendiri—anggota BPUPK dan PPKI—termasuk figur yang sebelumnya kurang mendapat sorotan, seperti Liem Koen Hian, Oei Tjong Hauw, Oei Tiang Tjoei, Tan Eng Hoa, dan Yap Tjwan Bing. Desainnya menggambarkan palet merah-putih, tipografi klasik, serta garis tegas simbol perjuangan, dicetak terbatas 500 set.
“Dalam 80 tahun dengan berbagai tantangan, kita bisa melewati perjalanan kehidupan kebangsaan… tidak pernah lepas dari jasa-jasa para pendiri bangsa,” tambah Fadli. Antara News
Puncak acara ditandai dengan penandatanganan dan penyegelan amplop hari pertama oleh Menteri Kebudayaan dan Direktur PT Pos Indonesia, dengan cap khusus 80 Tahun Kemerdekaan Indonesia. Prangko ini akan menyebar secara nasional melalui kantor pos dan platform daring resmi. Para kolektor dari berbagai daerah dapat memburunya di kantor pos di daerah masing-masing.
Komunitas filateli menyambut baik inisiatif ini sebagai sarana edukasi sejarah, selain nilainya sebagai benda koleksi. Sementara Fadli Zon menyebut prangko ini sebagai “arsip sejarah” dan “jembatan diplomasi antarbangsa”, dan mendorong kaum muda terus mengingat perjuangan bangsa. Momentum 80 tahun kemerdekaan RI, seolah menjadi penggenap jumlah 79 pendiri bangsa. Akhirnya nama-nama mereka utuh berjajar dan semoga semuanya sudah dipastikan mendapat gelar pahlawan nasional. @esa