Bayangkan kamu sedang berada di luar negeri. Saat seseorang bertanya, “Kamu dari mana?” tentu kamu akan menjawab, “Saya dari Indonesia.” Jawaban sederhana itu sebenarnya lahir dari sesuatu yang lebih besar: identitas nasional.
Identitas nasional adalah jati diri kolektif sebuah bangsa. Sama seperti seseorang memiliki identitas diri (nama, alamat, agama, jenis kelamin), bangsa pun punya identitas yang membuatnya berbeda dengan bangsa lain. Bukan hanya bendera, lagu kebangsaan, atau bahasa, tetapi juga nilai-nilai, sejarah, budaya, dan cita-cita bersama yang mempersatukan rakyat Indonesia di tengah keberagaman suku, agama, dan adat.
Menurut buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, identitas nasional Indonesia bertumpu pada tiga pilar utama:
-
Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa.
Pancasila bukan sekadar simbol di buku pelajaran, melainkan pedoman hidup bersama. Dari sila pertama hingga kelima, Pancasila mengajarkan toleransi, kemanusiaan, keadilan, dan persatuan. -
Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan pemersatu.
Indonesia memiliki lebih dari 1.300 suku, ratusan bahasa daerah, dan beragam agama. Perbedaan ini bukan pemecah belah, melainkan sumber kekuatan yang membuat bangsa ini kokoh. -
Wawasan Nusantara sebagai pandangan geopolitik.
Indonesia bukan sekadar kumpulan pulau, tetapi satu kesatuan wilayah, bangsa, dan tujuan. Laut dipandang bukan sebagai pemisah, melainkan penghubung yang mempererat persatuan.
Namun, identitas nasional tidak lahir begitu saja. Ia terbentuk melalui perjuangan panjang bangsa Indonesia sejak masa penjajahan hingga kemerdekaan. Identitas ini terus diuji oleh zaman: globalisasi, media sosial, radikalisme, hingga arus budaya asing yang bisa melemahkan rasa kebangsaan.
Karena itu, identitas nasional harus dipelajari, dihayati, dan diamalkan. Tidak hanya di sekolah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari—mulai dari menghormati perbedaan, menjaga persatuan, hingga bangga menggunakan produk lokal.
Sebab tanpa identitas yang kuat, sebuah bangsa bisa kehilangan arah. Indonesia, dengan segala keragamannya, membutuhkan jati diri yang kokoh agar tetap utuh menghadapi tantangan zaman.@esa
Sumber:
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.