INDOPOSCO.ID – Kegiatan sosialisasi pemenuhan dokumen kependudukan dan pelayanan KTP Digital kembali digelar. Kali ini ditujukan untuk warga wilayah Cigudeg, Kab Bogor, Jawa Barat di RA Miftahul Ula, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Rabu (12/6/2024).
Kegiatan ini diselenggarakan kerja sama Yayasan Institut Kewarganegaraan Indonesia (IKI) dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kab Bogor.
Mewakili Dinas Dukcapil Kab Bogor, Suparno SSos dan Budi Badarutaman mengatakan, dengan adanya sosialisasi dan pelayanan langsung kepada masyarakat ini, diharapkan program pemerintah dalam pemenuhan dokumen kependudukan dan Identitas Kependudukan Digital (IKD) dapat tersampaikan kepada masyarakat yang pada akhirnya dapat memanfaatkan sistem ini secara maksimal.
“Kerja sama Disdukcapil dengan Yayasan IKI sejak 2015 telah diterbitkan lebih dari 300.000 dokumen kependudukan, utamanya akta kelahiran KIA, kartu keluarga, kartu tanda penduduk, akta perkawinan, dan akta kematian,” tegas Suparno.
Hadir dari Yayasan IKI yang diwakili Sekretaris IKI Deni Puspahadi didampingi para peneliti antara lain Eddy Setiawan, Nyoto El Haris, dan Paschasius Hosti Prasetyadji, serta relawan IKI Oyoh Sursiah dan kawan kawan.
Deni Puspahadi mengapresiasi kerja sama dengan Disdukcapil selama ini, dan berharap ke depan dapat lebih banyak lagi masyarakat dapat terbantu dalam melengkapi dokumen kependudukannya.
Dalam kegiatan sosialisasi dan pelayanan langsung kepada masyarakat ini, dilakukan penyerahan Akta Kelahiran, kartu keluarga (KK), kartu identitas anak sebanyak 578 dokumen, termasuk warga etnis Tionghoa dari daerah Tenjo.
Fahrul, tokoh masyarakat setempat mengatakan, kegiatan semacam ini sangat efektif dan membantu masyarakat, khususnya yang berada di wilayah Cihudeg dan sekitarnya.
Banyak keluhan masyarakat mengenai sulitnya akses layanan kependudukan dikarenakan jauhnya jarak menuju kantor Dinas.
“Relawan IKI Kabupaten Bogor selama ini rutin mensosialisasikan akan pentingnya memiliki dokumen kependudukan,” imbuhnya.
Menurut beberapa warga lainnya, bukan hanya soal jarak yang menghambat proses mengurus dokumen kependudukan, namun terkadang rumitnya birokrasi antar instansi pemerintah juga memiliki andil yang besar dalam rumitnya proses tersebut. Seperti kasus hilangnya buku nikah orang tua, anak yang terlahir dari pernikahan siri, dan sebagainya.
“Selama ini peran relawan IKI sangat membantu masyarakat dalam mediasi dan menyelesaikan kasus-kasus tersebut”, ujar Ismail Ibrahim, kepala Desa Mekarjaya.
Bagi Disdukcapil Kabupaten Bogor sendiri, keberadaan IKI beserta relawannya merupakan kepanjangan tangan untuk mensosialisasikan program-program yang selama ini telah dicanangkan kepada masyarakat, juga efektif untuk memberantas praktik percaloan yang selama ini banyak terjadi di lingkungan dinas pemerintahan. (srv)